Jakarta, STIPANnews - Paulus Garumtop, Mikael Omet, Dreser Saman dan Bakau Tiau adalah empat dari ratusan pejuang intelektual yang kini tengah menempuh studi baik sarjana maupun magister di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) Jakarta. Mereka rela berpisah dengan keluarganya yang jaraknya ribuan kilometer untuk menuntut ilmu politik dan ilmu pemerintahan di STIPAN.
Paulus Garumtop seorang kepala distrik di Koroway, Kabupaten Asmat berserta tiga orang lainnya mengajukan cuti dari pekerjaannya untuk sementara waktu karena harus menyelesaikan usulan penelitian tesis dalam rangka menyelesaikan studi magister ilmu pemerintahan di STIPAN. Ia dan ketiga rekannya mengontak di sebuah rumah di dekat kampus STIPAN untuk memudahkan moibilitas bimbingan di kampus. Ia mengaku harus mengambil cuti agar bisa lebih fokus menyelesaikan tugas akhirnya tersebut.
Paulus sangat bersemangat menempuh pendidikan karena melihat keseriusan pemerintah dalam memperhatikan Papua. "Kami melihat pemerintah melalui status kekhususan Papua memberikan perhatian yang luar biasa kepada Papua. Orang Papua harus melihat peluang ini untuk mempersiapkan diri," ujar Paulus saat melakukan bimbingan tesis di Kampus STIPAN baru-baru ini.
Lebih lanjut, Ia mengatakan peningkatan pendidikan sangat diperlukan bagi ASN yang bertugas di Papua. "Disana kami dihadapkan pada berbagai macam tugas sehingga kami harus memiliki teori yang cukup dalam menjalankan tugas terutama dalam pengambilan keputusan. Kami memerlukan teori-teori pemerintahan sehingga kebijakan yang diambil membawa keberpihakan kepada rakyat," lanjutnya.
Menurutnya, persoalan yang dihadapi ASN di Papua sangat kompleks sehingga penguatan teori mutlak di lakukan. Paulus mengatakan selain kompleksitas permasalahan, kondisi geografis juga menyulitan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di pedalaman.
Pada kesempatan yang sama Dreser Saman juga mengungkapkan keseriusannya untuk segera menyelesaikan gelar magisternya. Alumnus sarjana STIPAN ini dalam tesisnya akan meneliti peran kepala distrik dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat di pedalaman. Menurutnya, saat ini pembinaan yang dilakukan kepala distrik dirasakan masih kurang, sehingga ia bertekad meneliti persoalan tersebut sehingga nantinya bisa dicari solusi terbaiknya.

Ketua STIPAN Dr. Sumarsono, MDM dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang berasal dari Papua karena dengan gigih dan bersemangat menyelesaikan studinya di STIPAN. Menurut Sumarsono, para mahasiswa perantau ini merupakan pejuang intelektual Papua yang berusaha meningkatkan kapasitasnya untuk bisa menjadi bagian dari solusi yang kini dihadapi Papua.
"Kami salut dengan perjuangan kawan-kawan dari Papua karena penuh semangat untuk menuntut ilmu. Keinginan untuk belajar sangat kita hargai karena untuk memperoleh pendidikan disana bukan hal yang mudah. Kita semua berharap ilmu-ilmu yang diperolehnya di STIPAN bisa membantu membangun Papua," tandas mantan Dirjen Otda ini.
STIPAN telah meluluskan hampir seribu orang yang berasal dari berbagai daerah di Papua yang kini banyak menjadi ASN di daerah dan distrik-distrik di pedalaman Papua. STIPAN sebagai sekolah tinggi yang terapan dalam ilmu politik dan pemerintahan sejak berdirinya tahun 2003 telah turut membangun Papua melalui peningkatan SDM masyarakatnya. SC-02*