Jakarta, STIPANnews - Perayaan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember diperingati oleh seluruh umat Kristiani di dunia. Di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN), perayaan natal dihadiri segenap elemen civitas akademika yaitu para dosen, mahasiswa, staf dan karyawan dan alumni.

Sebagai wujud kebersamaan dengan aparat pemerintah daerah, hadir dalam acara tersebut perwakilan dari aparat Polsek, Koramil, kecamatan Lenteng Agung, kelurahan, RT,RW dan warga setempat. Perayaan Natal tahun 2021 mengangkat tema besar "Cinta Kasih Kristus yang menggerakkan persaudaraan" dan sub tema "Melalui perayaan natal bersama ini kita meninggalkan masa lalu untuk menggapai masa depan"

Direktur Akademik Dr. Rajaner P. Simarmata, M.Si mewakili Katua STIPAN dalam sambutanya mengatakan pentingnya rasa solidaritas, persaudaraan dan kekeluargaan bagi seluruh warga. "Tema Cinta Kasih Kristus yang menggerakkan persaudaraan seperti yang disampaikan oleh Presiden Jokowi sangat up date sekali dengan kehidupan praja STIPAN," ujar Rajaner dalam acara perayaan Natal Bersama di Aula STIPAN, 28/12/2021.

Menurut Rajaner, arti persaudaraan dan kekeluargaan bukan hanya dalam arti yang sempit yaitu saudara sedarah, namun harus dimaknai secara luas bahwa lingkungan kampus dan tempat tinggal juga menjadi sebuah lingkup persaudaraan. "KIta warga Lenteng Agung adalah sebuah keluarga. Jangan membuat eksklusivitas sendiri. Kita semua adalah bersaudara. Kehadiran bapak-bapak dari polsek, koramil, kelurahan, RW dan RT menunjukan bahwa kita adalah bersaudara," tambahnya.

Praja STIPAN, lanjutnya harus merasa beruntung bisa kuliah di Jakarta karena sebagai ibukota memiliki pendatang dari multi etnis dan budaya didalamnya. "Dengan kuliah di Jakarta maka wawasannya akan lebih luas daripada yang ada di Papua, karena di sini bisa bertemu dan beradaptasi dengan budaya lain. Tentunya membuat wawasan dan pola pikir akan cepat berubah," lanjutnya.

Terkait dengan sub tema "Melalui perayaan natal bersama ini kita meninggalkan masa lalu untuk menggapai masa depan" Rajaner mengharapkan agar para praja mengevaluasi perilaku, sikap dan karakter masa lalu. "Melalui perayaan Natal ini, masalah yang timbul karena perilaku buruk masa lalu harus ditinggalkan. Kembangkan perilaku baik seperti belajar, berdoa dan mengembangkan rasa kekeluargaan dan persaudaraan. itulah yang akan membawa saudara-sadara menjadi sorang sarjana. Karena sarjana dinilai dari karakter, sikap dan perilakunya," bebernya.

Diakhir sambutan, Rajaner mengatakan STIPAN merasa bangga memiliki anak didik dari berbagai daerah terutama dari Papua dengan beragam budayanya. "Khusus bagi para praja, bisakah meninggalkan karakter buruk? pasti bisa. Sebagai calon sarjana tentu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tinggalkan yang buruk dan kembangkan karekter baik. Kita bangga sebagai sebuah keluarga," tandasnya. SC-02*